7 PERSAHABATAN

Rabu, 26 Maret 2008
3 Domain Perilaku

METODE PENGUKURAN 3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DALAM KESEHATAN

1. PENGETAHUAN (Knowladge)

Pengetahuan merupakan hasil ingin tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tersebut, disini sikap subyek sudah mulai terbentuk.

c. Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Uji coba (Trial) dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi (Adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu pengetahuan dapat dilakukan dengan cara ceramah, kuliah, presentasi, wisata karya, curah pendapat, seminar, studi kasus, tugas pembaca, simposium, diskusi panel dan konferensi.

Skala pengukuran untuk mengetahui domain perilaku yaitu pengetahuan dapat dilakukan melalui kategorisasi model distribusi normal dengan batasan kategori skala berdasarkan mean skor skala (M), deviasi standar dengan (s), skor minimum (Xmin) dan skor maksimum (Xmaks). Kategori variabel yaitu tinggi, sedang dan rendah. Sebagai contoh respon pengetahuan penerimaan penempatan dokter spesialis ikatan dinas di masyarakat dengan kategori variabel pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Contoh lain yaitu menggunakan variabel terikat seperti pengetahuan yaitu pengetahuan tentang pengertian stimulasi, manfaat stimulasi, macam stimulasi, contoh-contoh stimulasi, pentingnya bermain, pengaruh lingkungan dan faktor yang berperan dalam perkembangan anak, dengan pengelompokkan kategori: 1. buruk (menjawab tahu ≤ 2 dari 10 pertanyaan), 2. kurang (menjawab tahu 3-5 dari 10 pertanyaan), 3. baik (menjawab tahu > 5 dari 10 pertanyaan).

2. SIKAP (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan suatu aksi tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Allport (1954) mengatakan sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek

c. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan mengimunisasikan anaknya untuk mencegah anaknya terkena polio. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1. Menerima (receiving) yaitu subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

2. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Terlepas jawaban dan pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan terhadap suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling penting.

Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu sikap dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok, tanya jawab, role playing, pemutaran film, video, tape recorder, simulasi dan bimbingan penyuluhan.

Skala pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). Sebagai contoh sikap yaitu setuju tidaknya pemberian stimulasi dalam pengasuhan anak merupakan tugas orang tua, setuju tidaknya seorang bayi perlu kasih sayang dan belaian, setuju tidaknya bermain diperlukan oleh anak balita, setuju tidaknya stimulasi sejak dini akan membuat anak cepat berkembang, setuju tidaknya anak yang tidak distimulasi akan lambat perkembangannya, setuju tidaknya lingkungan keluarga berperan dalam memberikan stimulasi, dengan pengelompokkan Kategori : 1. buruk (menjawab ya ≤ 2 dari 6 pertanyaan), 2. kurang (menjawab ya 3–4 dari 6 pertanyaan), 3. baik (menjawab ya 5-6 dari 6 pertanyaan).

3. PRAKTEK DAN TINDAKAN (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlakukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sebagai contoh: sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut dapat mengimunisasikan anaknya. Tingkat–tingkat praktek meliputi:

1. Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin (guided respons) yaitu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.

3. Mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adaptasi (adaptation) yaitu merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya.

Metode pendidikan untuk mengubah domain perilaku yaitu praktek dan tindakan dapat dilakukan dengan cara latihan sendiri, bengkel kerja, demonstrasi, eksperimen dan self monitoring.

Skala pengukuran untuk mengetahui domain perilaku yaitu praktek dan tindakan dapat dievaluasi melalui kegiatan medis. Seseorang akan terlibat dalam kegiatan medis karena 3 alasan pokok yaitu: (1) Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada saat gejala penyakit belum dirasakan (perilaku sehat); (2) untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala penyakit yang dirasakan (perilaku sakit); dan (3) untuk mengobati penyakit, jika penyakit tertentu telah dipastikan, agar sembuh dan sehat seperti sediakala, atau agar penyakit tidak bertambah parah (peran sakit).

REFERENSI

Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat.

Hariweni, T. 2003. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja Tentang Stimulasi Pada Pengasuhan Anak Balita. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta. Rineka Cipta.

Setiyabudi, R. 2008. Pendidikan Kesehatan Masyarakat.

S. R. Mustikowati1, Laksono Trisnantoro, Andreasta Meliala. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Penempatan Dokter Spesialis Ikatan Dinas (Influencing Factors To The Placement of Contracted Specialist Doctors). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan volume 09 No. 02 Juni l 2006 Halaman 58 – 64.



posted by rini @ 20.22  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
About Me

Name: rini
Home:
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
  • link 1
  • link 2
  • link 3
  • link 4
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER